Luky
Luky
  • Mar 14, 2021
  • 3175

Ketua Harian IKKT Pusat, Ny. Ganip Warsito Kunjungi Pengrajin UMKM di Kota Bogor

Ketua Harian IKKT Pusat, Ny. Ganip Warsito Kunjungi Pengrajin UMKM di Kota Bogor
Ketua Harian IKKT PWA Pusat, Ny. Ganip Warsito bersama rombongan saat mengunjungi Kampung Berisik Tanah Sareal (Sentral Pengrajin Wajan) di Kota Bogor

BOGOR, Jajaran pengurus Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI Pragati Wira Anggini (IKKT PWA) Pusat melakukan kunjungan kerjanya di beberapa lokasi kerajinan UMKM di Kota Bogor. Dalam kunjungannya di Kota Bogor, Ketua Harian IKKT PWA Pusat, Ny. Ganip Warsito didampingi oleh Ketua Persit KCK Cab. XVI Kodim 0606/Kota Bogor, Ny. Rina Roby Bulan, Jumat (12/3).

Ada tiga lokasi pusat kerajinan UMKM yang dikunjungi diantaranya, kerajinan Handayani Geulis Batik Bogor yang berlokasi di RT 01/03, Kel. Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor. Kemudian rumah tempe Indonesia (RTI) yang berada di Jl. Brigjen Saptaji, RT 01/ 07 Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat.

Usai kunjungan di rumah produksi tempe, rombongan bergerak ke lokasi ketiga di wilayah Kampung Berisik Kelurahan Cibadak, Kec. Tanah Sareal. Di sini, Ketua Harian IKKT PWA berserta rombongan mengunjungi pusat kerajinan rumahan wajan/kuali. Kehadiran jajaran pengurus IKKT PWA Pusat di sambut langsung oleh Dandim 0606/Kota Bogor, Kolonel Inf. Rubi Bulan dan Ketua tim PKK Kecamatan Tanah Sareal.

Pusat kerajinan Batik Handayani Geulis Bogor;

Di lokasi pertama kunjungan, Ny. Ganip Warsito bersama rombongan disambut langsung oleh pemilik usaha Batik Geulis Bogor, Ratna Handayani. Di sini rombongan IKKT PAW Pusat melihat langsung proses pembuatan batik khas Bogor tersebut. Pada kesempatan tersebut, rombongan mendapat kesempatan untuk mempelajari secara langsung proses membatik motif Kota Bogor dan manajemen pengembangan usaha batik.

Rumah Tempe Indonesia (RTI);

Di lokasi kunjungan kedua, Ketua Harian IKKT PWA Pusat dan rombongan juga meninjau langsung proses produksi ‘Tempe Kita’ yang saat ini sudah bisa mengekspor makanan tradisional Indonesia tersebut ke Manca Negara. Pada kesempatan itu, pihak manajer Rumah Tempe Indonesia (RTI) menerangkan tentang cara pembuatan awal Tempe Kita'. Mulai dari proses pembuatan sampai akhir atau fermentasi tempe dan juga pendistribusian dipasaran.

Kampung Berisik (pengrajin rumahan wajan/kuali);

Usai mengunjungi Rumah Tempe Indonesia (RTI), rombongan kemudian melakukan kunjungan lokasi terakhirnya di Kampung Berisik, yang berada di Kelurahan Cibadak, Kec. Tanah Sareal. Daerah yang terkenal dengan kerajinan alat rumah tangga sejak 1942 ini, merupakan lokasi Home Craftsmen (pengrajin rumahan).

Disebutnya kampung berisik, karena setiap harinya terdengar bunyi dentingan besi plat yang dipukul oleh para pengrajin untuk membuat berbagai alat perlengkapan dapur seperti, kuali/ wajan. Dengan didampingi salah satu pengrajin, Ny. Ganip Warsito dan rombongan mendapatkan penjelasan tentang proses pembuatan kuali/ wajan seraya menyaksikan langsung cara pekerjaannya.

Di akhir kunjungannya di Kampung Berisik, kepada awak media, istri dari Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI. Ganip Warsito ini menyampaikan maksud tujuan dari rangkaian kegiatan tersebut.

 “Kami dari IKKP PWA Pusat, ini merupakan istri-istri dari Tentara yang ada di Mabes TNI. Kebetulan di dalam organisasi IKKT ada redaksi yang tiap tahun menerbitkan dua majalah. Kebetulan pemerintah sedang menggalakkan mengenai UMKM, Nah..di majalah kita mau menyampaikan mengenai UMKM yang salah satunya di sini (red-kampung berisik), bahwa di Bogor ada Kampung Berisik yang membuat wajan dan plat baja atau bekas drum, ” ujarnya.

Terkait di kunjungan sebelumnya di Rumah Tempe Indonesia (RTI), Ny. Ganip Warsito juga menjelaskan, Dirinya bersama rombongan mendapatkan penjelasan tentang cara pembuatan pertama tempe. “Jadi pembuatan tempe yang sekarang ‘Tempe Kita’ itu kan sudah benar-benar yang higienis, ” sambungnya.

Istri dari Kasum TNI ini juga menjelaskan, proses pembuatan tempe jaman dahulu dengan sekarang. Di mana pada jaman dahulu pembuatan tempe proses nya dengan cara tradisional (manual) kurang higienis. Tapi sekarang, kata Ketua Harian IKKT PWA ini, pembuatan ‘Tempe Kita’ di Rumah Tempe Indonesia (RTI) sudah higienis (modern).

"Kita berharap ibu-ibu yang ada di pelosok nanti bisa terinspirasi dengan UMKM yang kita muat di majalah ini, seperti pembuatan tempe, terus pembuatan wajan dan mungkin nanti kita akan tampilkan UMKM yang lain di majalah tersebut, ” harap Ny. Ganip Warsito.  

(LUKY JAMBAK)  

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU